Halaman

Jumat, 22 Juni 2012

Majelis Dzikir




Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim pakah mereka meminta perlindungan-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku’. Maka Allah bertanya, ‘Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Belum, wahai Rabbku.’ Lalu Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.’ Mereka mengatakan, ‘Mereka meminta ampunan kepada-Mu.’ Maka Allah mengatakan, ‘Sungguh Aku telah mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung darinya.’.” Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, ‘Wahai Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.’.” Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman, ‘Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.’.” (HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2689, lihat Syarh Muslim [8/284-285] cetakan Dar Ibn al-Haitsam)
Hadits yang mulia ini memberikan banyak pelajaran penting bagi kita, di antaranya adalah :
  1. Hadits ini menunjukkan tentang keutamaan dzikir dan majelis dzikir serta duduk bersama orang-orang yang berdzikir (Syarh Nawawi [8/285])
  2. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan duduk bersama orang-orang soleh (Syarh Nawawi [8/285])
  3. Di dalamnya juga terkandung iman kepada para malaikat dan bahwasanya mereka itu adalah makhluk nyata bukan khayalan, dan malaikat tersebut memiliki sayap. Dan Allah tidak membutuhkan malaikat
  4. Hadits ini juga menunjukkan disyari’atkannya membuat majelis dzikir yang di dalamnya mereka mengingat Allah, memuji, dan mengagungkan-Nya, mensucikan dan memohon ampunan-Nya. Namun ini bukan berarti berdzikir secara berjama’ah yang banyak dikenal oleh orang pada jaman sekarang. Yang dimaksud adalah memperbanyak dzikir tersebut secara sendiri-sendiri di dalam majelis tersebut tanpa perlu dikomando. Hal ini berdasarkan atsar Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu yang mengingkari perbuatan orang-orang yang melakukan hal semacam itu. Dan hendaknya dzikir itu dengan suara yang pelan, tidak perlu dikeras-keraskan.
  5. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bacaan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir dibandingkan bacaan dzikir yang lain.
  6. Penetapan sifat Allah al-Kalam/berbicara demikian juga al-’Ilmu/mengetahui
  7. Disyari’atkannya berdoa kepada Allah agar masuk surga dan selamat dari neraka
  8. Di dalamnya juga terkandung dorongan untuk beramal saleh supaya masuk ke dalam surga
  9. Di dalamnya juga terkandung peringatan dan ancaman agar menjauhi amal-amal buruk aagar tidak terjerumus ke neraka
  10. Surga dipenuhi dengan kenikmatan sedangkan neraka dipenuhi dengan kesengsaraan
  11. Iman kepada surga dan neraka
  12. Hadits ini menunjukkan keutamaan beriman kepada perkara gaib
  13. Penetapan salah satu nama Allah yaitu Rabb
  14. Bolehnya menyeru Allah dengan lafazh Ya Rabbi (wahai Rabbku)
  15. Disyari’atkannya untuk meminta ampunan kepada Allah
  16. Hadits ini juga menunjukkan kemurahan Allah ta’ala
  17. Hadits ini menunjukkan bahwa Allah itu tinggi berada di atas langit
  18. Duduk di majelis ilmu merupakan sebab terampuninya dosa dan terkabulnya doa
  19. Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Dari artikel Majelis Dzikir — Muslim.Or.Id
adaddadaddada



Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

  1. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan duduk bersama orang-orang soleh (Syarh Nawawi [8/285])
  2. Di dalamnya juga terkandung iman kepada para malaikat dan bahwasanya mereka itu adalah makhluk nyata bukan khayalan, dan malaikat tersebut memiliki sayap. Dan Allah tidak membutuhkan malaikat
  3. Hadits ini juga menunjukkan disyari’atkannya membuat majelis dzikir yang di dalamnya mereka mengingat Allah, memuji, dan mengagungkan-Nya, mensucikan dan memohon ampunan-Nya. Namun ini bukan berarti berdzikir secara berjama’ah yang banyak dikenal oleh orang pada jaman sekarang. Yang dimaksud adalah memperbanyak dzikir tersebut secara sendiri-sendiri di dalam majelis tersebut tanpa perlu dikomando. Hal ini berdasarkan atsar Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu yang mengingkari perbuatan orang-orang yang melakukan hal semacam itu. Dan hendaknya dzikir itu dengan suara yang pelan, tidak perlu dikeras-keraskan.
  4. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bacaan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir dibandingkan bacaan dzikir yang lain.
  5. Penetapan sifat Allah al-Kalam/berbicara demikian juga al-’Ilmu/mengetahui
  6. Disyari’atkannya berdoa kepada Allah agar masuk surga dan selamat dari neraka
  7. Di dalamnya juga terkandung dorongan untuk beramal saleh supaya masuk ke dalam surga
  8. Di dalamnya juga terkandung peringatan dan ancaman agar menjauhi amal-amal buruk aagar tidak terjerumus ke neraka
  9. Surga dipenuhi dengan kenikmatan sedangkan neraka dipenuhi dengan kesengsaraan
  10. Iman kepada surga dan neraka
  11. Hadits ini menunjukkan keutamaan beriman kepada perkara gaib
  12. Penetapan salah satu nama Allah yaitu Rabb
  13. Bolehnya menyeru Allah dengan lafazh Ya Rabbi (wahai Rabbku)
  14. Disyari’atkannya untuk meminta ampunan kepada Allah
  15. Hadits ini juga menunjukkan kemurahan Allah ta’ala
  16. Hadits ini menunjukkan bahwa Allah itu tinggi berada di atas langit
  17. Duduk di majelis ilmu merupakan sebab terampuninya dosa dan terkabulnya doa
  18. Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id